Asyari Muhammad
Aku masih mengingat-Mu
Ketika lahir telanjang
Hidup pun telanjang
Mati pun telanjang
Dan tak tau untuk siapa aku lahir
Kepada siapa terlahirkan
Aku masih mengingat-Mu
Sebatas awan di langit biru
Menderu deru memohon alpha
Di kesunyian malam malam-Mu
Aku masih mengingat-Mu
Seperti sayap sayap yang patah
Terbang pun tak mampu
Membenam dalam diri
Kalau pun tersadar
Mungkin aku malu
Dan tak mau,
Jika hidup seperti mimpi
Menelanjangi kota tak berdaya
250608
Senin, 16 Maret 2009
Berita hari ini
Asyari Muhammad
Kita kalang kabut oleh pradaban
Setelah berjatuhan korban di pinggiran kota
Bocah bocah tak berdosa pun jadi sasaran
Mesin mesin pembunuh merajalela
Lantaran wilayah kekuasaan
Kita kalang kabut di perbatasan
Setelah tangan tangan raksasa hancurkan kota tak berdaya
Hanya debu jalanan melekat di kaca kaca
Tanker para zionis,
Terus mendekat,menggulung lautan merah
Menyusuri gang gang diantara mayat mayat suhada’
Letupkan senapan,membombardir gedung gedung,
Pejuang palestina
terus berjatuhan
Dan kita kalang kabut di belahan dunia
Berbagai simpatik berdatangan
Atas nama pejuang
Hancurkan Israel !
Bebaskan palestina !
Sebelum airmata membanjiri belahan dunia
Kita kalang kabut oleh pradaban
Setelah berjatuhan korban di pinggiran kota
Bocah bocah tak berdosa pun jadi sasaran
Mesin mesin pembunuh merajalela
Lantaran wilayah kekuasaan
Kita kalang kabut di perbatasan
Setelah tangan tangan raksasa hancurkan kota tak berdaya
Hanya debu jalanan melekat di kaca kaca
Tanker para zionis,
Terus mendekat,menggulung lautan merah
Menyusuri gang gang diantara mayat mayat suhada’
Letupkan senapan,membombardir gedung gedung,
Pejuang palestina
terus berjatuhan
Dan kita kalang kabut di belahan dunia
Berbagai simpatik berdatangan
Atas nama pejuang
Hancurkan Israel !
Bebaskan palestina !
Sebelum airmata membanjiri belahan dunia
Rabu, 11 Maret 2009
24 jam bersamamu
Asyari Muhammad
sejauh mata memandangnya
kau tampak anggun malam itu
menuai cinta di malam khidmat
penuh rasa
sejauh mata menanam hasrat di tubuhmu : kekasih
kini membekas, tak pernah pergi dari makamnya
24 jam sudah kau bersamaku
menghitung rasa yang tak pernah pudar
melintasi malam nan pekat
walau sepenggal rindu tak pernah henti
mengalirkan darah di tubuh terkasih
lantaran jarak
tak menyurutkanku berlayar kepadamu
Bandung,2011
Langganan:
Postingan (Atom)