Asyari Muhammad
rumah sepi
tak ada lagi kicau burung
rumput menepi
tak lagi bernyanyi
cahaya mentari
sembunyi di balik beton
adakah engkau yang dimuliakan menghampiri rumah sepi ?
Jepara, 2011
Rabu, 18 Mei 2011
Selasa, 17 Mei 2011
NYANYIAN BUKIT CELERING
Asyari Muhammad
Kami adalah sekumpulan orang-orang yang terpinggirkan
di antara bukit cadas
menampar muka sendiri
di bawah terik yang ganas
setiap kali kau datang
selalu meninggalkan luka
buldoser-buldoser merampasnya
menjarah bumi
kami terpaku sepi
para birokrat menebar janji
gedung-gedung megah berdiri
di sinilah kami menjaring mentari
bermandikan cahaya
di sinilah kami memanggul batu-batu pribumi
yang tak sempat bermunajat
kami adalah sekumpulan orang-orang marjinal
dari kumpulannya yang binal
bila sore tiba : kami berduyun-duyun turun dari bukit
Jepara, 2011
Kami adalah sekumpulan orang-orang yang terpinggirkan
di antara bukit cadas
menampar muka sendiri
di bawah terik yang ganas
setiap kali kau datang
selalu meninggalkan luka
buldoser-buldoser merampasnya
menjarah bumi
kami terpaku sepi
para birokrat menebar janji
gedung-gedung megah berdiri
di sinilah kami menjaring mentari
bermandikan cahaya
di sinilah kami memanggul batu-batu pribumi
yang tak sempat bermunajat
kami adalah sekumpulan orang-orang marjinal
dari kumpulannya yang binal
bila sore tiba : kami berduyun-duyun turun dari bukit
Jepara, 2011
Sabtu, 19 Maret 2011
Angkringan
Oleh Asyari Muhammad
setum nasi, telur asin,teh hangat serta madunya
sungguh mengenyangkan malam ini
persis di bawah bulan yang hampir sempurna aku di temaninya
dan bintang tersenyum kepadaku
: sungguh nian elok wajahmu
selalu berseri sepanjang masa
setum nasi,telur asin, teh hangat serta madunya
habis sudah
aku telah menyantabnya malam ini
Jepara, 2011
setum nasi, telur asin,teh hangat serta madunya
sungguh mengenyangkan malam ini
persis di bawah bulan yang hampir sempurna aku di temaninya
dan bintang tersenyum kepadaku
: sungguh nian elok wajahmu
selalu berseri sepanjang masa
setum nasi,telur asin, teh hangat serta madunya
habis sudah
aku telah menyantabnya malam ini
Jepara, 2011
Di tebingmu aku berdiri
Asyari Muhammad
berdiri tegak
memandangmu di atas bukit
kini mulai samar-samar
wajahmu yang merona kian melenggang
bersama kembang jati
bertebaran di jalan-jalan
aku akan memungutinya
lantaran sepi
aku datang padamu
setapak rindu akan menelanya
Jepara, 2011
berdiri tegak
memandangmu di atas bukit
kini mulai samar-samar
wajahmu yang merona kian melenggang
bersama kembang jati
bertebaran di jalan-jalan
aku akan memungutinya
lantaran sepi
aku datang padamu
setapak rindu akan menelanya
Jepara, 2011
Jumat, 18 Maret 2011
Setangkai rindu
Oleh Asyari Muhammad
Menjemputmu Ya: kekasih
dengan setangkai rindu
mawar merekah
melekat di jantungku
kau datang membawa cinta
melahirkan anak-anak firdaus
dari rahimmu yang suci
menjemputmu dengan kata-kata
aku tersipu malu
bergetar yang bergelora
dan ingin memelukmu
membina malam dengan rindu
: aku penuhi panggilanmu Ya : kekasih
membawa seikat rindu
menebarkan benih-benih surga
kemudian mendiami rumahmu
merajut kisah kasih
setangkai rindu sungguh indah
Jepara, 2011
Menjemputmu Ya: kekasih
dengan setangkai rindu
mawar merekah
melekat di jantungku
kau datang membawa cinta
melahirkan anak-anak firdaus
dari rahimmu yang suci
menjemputmu dengan kata-kata
aku tersipu malu
bergetar yang bergelora
dan ingin memelukmu
membina malam dengan rindu
: aku penuhi panggilanmu Ya : kekasih
membawa seikat rindu
menebarkan benih-benih surga
kemudian mendiami rumahmu
merajut kisah kasih
setangkai rindu sungguh indah
Jepara, 2011
Purnama di tepi sungai
Oleh Asyari Muhammad
Anak-anak bermain peta umpet, sembunyi di balik batu
bayangannya melekat pada sungai-sungai yang mengalirkan rindu
ada purnama di tepi sungai
ikan-ikan berloncatan, menari
membawa kabar dari seberang
: adakah senyummu selalu riang ?
anak-anak bercanda menawarkan malam pada cahayanya
melepaskan kantuk di balik batu
para ibu mencarinya
di tepi sungai yang sahdu
ada purnama di tepi sungai
wajahmu selalu terbayang
***
Jepara, 2011
Anak-anak bermain peta umpet, sembunyi di balik batu
bayangannya melekat pada sungai-sungai yang mengalirkan rindu
ada purnama di tepi sungai
ikan-ikan berloncatan, menari
membawa kabar dari seberang
: adakah senyummu selalu riang ?
anak-anak bercanda menawarkan malam pada cahayanya
melepaskan kantuk di balik batu
para ibu mencarinya
di tepi sungai yang sahdu
ada purnama di tepi sungai
wajahmu selalu terbayang
***
Jepara, 2011
Kamis, 17 Maret 2011
Purnama di tepi sungai
Oleh Asyari Muhammad
Anak-anak bermain peta umpet, sembunyi di balik batu
bayangannya melekat pada sungai-sungai yang mengalirkan rindu
ada purnama di tepi sungai
ikan-ikan berloncatan, menari
membawa kabar dari seberang
: adakah senyummu selalu riang ?
anak-anak bercanda menawarkan malam pada cahayanya
melepaskan kantuk di balik batu
para ibu mencarinya
di tepi sungai yang sahdu
ada purnama di tepi sungai
wajahmu selalu terbayang
***
Jepara, 2011
Anak-anak bermain peta umpet, sembunyi di balik batu
bayangannya melekat pada sungai-sungai yang mengalirkan rindu
ada purnama di tepi sungai
ikan-ikan berloncatan, menari
membawa kabar dari seberang
: adakah senyummu selalu riang ?
anak-anak bercanda menawarkan malam pada cahayanya
melepaskan kantuk di balik batu
para ibu mencarinya
di tepi sungai yang sahdu
ada purnama di tepi sungai
wajahmu selalu terbayang
***
Jepara, 2011
Langganan:
Postingan (Atom)